JAKARTA – Harga saham perbankan diprediksi semakin moncer usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunganya menjadi 6%. Turunnya suku bunga dapat memberi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan.
Namun CNBC Indonesia Research mengingatkan, bank perlu tetap mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai, antara lain dengan menjaga kualitas aset dan tetap melakukan penghitungan penyisihan penghapusan aset di tengah masih melambatnya ekonomi dalam negeri.
Tidak dapat dipungkiri, kondisi perekonomian global dapat mempengaruhi kondisi dan kinerja perbankan nasional. Sehingga perbankan harus menjaga kualitas asetnya.
CNBC Indonesia Research telah merangkum 10 emiten perbankan yang memiliki aset terbesar di Indonesia. Setidaknya ada empat bank yang memiliki aset di atas Rp1.000 triliun yakni Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Central Asia (BCA), dan PT Bank Negara Indonesia (BNI).
Bank Mandiri menduduki posisi pertama bank dengan aset terbesar di Indonesia, dengan total aset Rp2.257,8 triliun.
Urutan kedua Bank BRI yang mencatakan aset sebesar Rp1.977,37 triliun per semester I 2024.
Posisi ketiga diisi bank swasta BCA yang mencatatkan aset sebesar Rp1.425,41 triliun. Dan posisi keempat teratas kembali diisi bank plat merah BNI yang mencatatkan aset sebesar Rp1.072,45 triliun.
Kemudian, dari sisi likuiditas perbankan, Bank Indonesia (BI) menilai, bahwa likuiditas perbankan pada Agustus 2024 tetap memadai, rasio kecukupan modal tinggi, pertumbuhan kredit juga tinggi.
Bank Indonesia melaporkan kredit yang disalurkan oleh perbankan tumbuh 11,40% secara tahunan ( yoy ) per Agustus 2024. Hal ini didukung oleh kondisi likuiditas yang cukup. (*)