JAKARTA – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut) dua bulan lagi. Namun saat kegiatan olahraga nasional sudah begitu dekat digelar, sebagian besar venue untuk pertandingan belum sepenuhnya rampung pembangunannya. Hal itu tentu mengundang keprihatinan kita.
Salah satu yang menyatakan keprihatinan atas kondisi itu adalah, I Gede Widiade. Mantan Direktur Utama Persija- Jakarta dan Persebaya Surabaya yang menyatakan, seharusnya saat ini venue sudah bisa digunakan.
“Idealnya tiga bulan sebelum PON XXI digelar, harus ada tes event, tes venue. Paling lambat satu bulan sebelumnya. Tapi, ini ternyata banyak venue belum rampung. Tentu ini memprihatinkan,” kata Gede seperti diungkapkan melalui WA Group Paguyuban Pewarta – PWI Jaya, Minggu, 30 Juni 2024.
“Dengan tes event, tes venue, semua jadi tahu apa saja kekurangannya. Jadi, ketika event utama digelar, semua sudah benar-benar siap.
Di Bawah 50 Persen
Sedangkan dikutip dari laman KONI, disebutkan mayoritas venue memang belum rampung. Terkhusus di Aceh saja, pekerjaan renovasi dan pembangunan kembali venue PON XXI di Kota Banda Aceh yang terdiri dari 12 venue, rata-rata progresnya berada di angka 55 persen. Bahkan, ada venue yang pengerjaannya masih di bawah 50 persen. Seperti Stadion H. Dimurthala (progres 49,31%), Lapangan Tenis Jasdam (progres 44,94%), dan Lapangan Tenis Polda (progres 36,49%).
Kondisi di Sumut pun tak jauh berbeda. Bahkan, Stadion Utama Sumut progres pembangunannya baru pada angka 53 persen. Padahal, PON XXI 2024 dijadwalkan 8-20 September 2024.
“Dalam dua bulan, akan sangat berat melihat kondisi saat ini bisa selesai pengerjaannya,” ujar Gede.
Tokoh olahraga asal Jawa Timur itu tampaknya tidak asal bicara, mengingat pengalamannya terkait infrastruktur olahraga. Sebab, ia sudah mengelola beberapa lapangan sepak bola di beberapa kota besar di Indonesia.
“Kalau PON dipaksakan, ada banyak hal yang dikorbankan. Anggaran dan juga keselamatan atlet. Risiko bagi atlet cukup besar. Persiapan mereka bakal tak terarah jika dipaksakan bertanding di venue yang belum siap,” Gede menekankan.
Kalau infrastruktur belum siap, disebutkan solusinya adalah menunda pelaksaan PON XXI 2024. “Solusinya memang hanya satu, (sebaiknya) diundur,” katanya.
Diundur bukan dibatalkan. Dengan diundur, maka tuan rumah lebih punya waktu cukup untuk merampungkan dan menyempurnakan venue. Selain itu, juga punya waktu untuk menggelar tes event dan tes venue. Dengan begitu, saat PON XXI digelar, semua venue benar-benar aman dan nyaman untuk bertanding. “Tentunya agar PON lebih terarah, bagi pencapaian para atlet yang bertanding,” Gede menambahkan. (*)