JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Tanah Air usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia di Melbourne. Jokowi berada di Australia selama tiga hari.
Dikutip dari Keterangan Biro Sekretariat Presiden, rombongan terbatas presiden tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (6/3/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
Di bawah tangga pesawat, tampak menyambut Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Presiden Jokowi bertolak ke Australia pada Senin, 4 Maret 2024 pagi, didampingi Mensesneg Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selama kunjungan kerja tersebut, telah dilakukan pertemuan bilateral dengan tiga Perdana Menteri (PM) pada Selasa, 5 Maret yakni PM Kamboja Hun Manet, PM Selandia Baru Christopher Luxon, dan PM Australia Anthony Albanese.
Presiden kemudian menghadiri KTT ASEAN-Australia di Melbourne Convention and Exhibition Center (MCEC), Melbourne, Australia, malam harinya.
50 Tahun Bermitra
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara ASEAN dan Australia. Hal ini dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan kemitraan.
Disampaikan dalam sesi pleno KTT Khusus ASEAN-Australia, ASEAN dan Australia berbagi tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan tersebut.
“Sebagai mitra wicara tertua, mitra komprehensif strategis, dan mitra penghubung dengan kawasan Pasifik, ASEAN dan Australia sama-sama berbagi kawasan di mana stabilitas, perdamaian, dan kemakmurannya menjadi tujuan dan tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Presiden Jokowi memprediksi ASEAN akan menjadi kekuatan ekonomi global dan menduduki peringkat keempat dunia pada 2040. Dengan populasi lebih dari 650 juta orang, yang sebagian besar adalah tenaga kerja muda dengan literasi teknologi yang tinggi, kita menekankan pentingnya dukungan Australia untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi, salah satunya melalui Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia 2040 untuk mendorong investasi Australia di Asia Tenggara. Presiden berharap Australia juga dapat membuka lebih lebar lagi kesempatan investasi dari ASEAN ke Australia.
“Kita juga perlu optimalkan beberapa kerja sama seperti RCEP ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). Saya apresiasi kehadiran PM Albanese pada AOIP tahun lalu di Jakarta dan saya harap komitmen Australia di AIPF senilai USD28,1 miliar dapat segera direalisasikan,” ungkap presiden.
“Saya juga mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem ASEAN seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi. Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik,” tegas presiden.
Transformasi Digital
Terkait kerja sama transformasi digital, Presiden mengapresiasi dimulainya perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement pada tahun lalu. Presiden Jokowi berharap Australia dapat memberikan dukungan melalui pengembangan kemampuan dan pengetahuan, serta kemitraan publik dan privat yang kuat.
Dalam penutup pidatonya, juga diingatkan bahwa ASEAN dan Australia berbagi masa depan yang sama dan harus menjadi motor penggerak untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera. “ ASEAN and Australia are great partners for now and the future ,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam sesi pleno KTT Khusus ASEAN-Australia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. (*)