JAKARTA – Calon Wakil Presiden Nomor Urut Tiga, Mahfud MD mengungkap sikap Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri perihal pengajuan hak angket DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Dikatakan, Megawati melihat tidak perlu sosok ujung tombak untuk menggulirkan hak angket maupun permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Gerakan mengajukan ke langkah konstitusi sebagai langkah hukum dan angket itu bisa diteruskan. Tidak harus terlalu resmi ada pimpinan, itu kan (hak angket) haknya anggota DPR,” kata Mahfud di kediaman Butet Kertaredjasa, Kasihan, Bantul, DIY, Senin, 11 Maret 2024 seperti dilansir CNN Indonesia.
“Bu Mega itu menganggap untuk angket dan hukum itu langsung jalan aja, lurus, tegas. Tapi, itu sebenarnya belum perlu turun tangannya Bu Mega untuk memimpin itu,” ujarnya.
Mahfud hadir di kediaman Butet untuk makan siang bersama Calon Presiden Nomor Urut Tiga, Ganjar Pranowo bareng para seniman dan akademisi.
Pandangan Mega
Dalam kesempatan itu, sempat menceritakan momen dirinya bersama Megawati dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto duduk dalam satu forum bersama 16 tokoh masyarakat dari kalangan akademisi, aktivis perempuan dan antikorupsi, pada Jumat, 8 Maret 2024.
Pada acara tersebut, Mega mengungkapkan pandangannya mengenai hak angket dan gugatan hasil Pilpres 2024 ke MK tadi.
“Nah urusan angket dan hukum ke MK itu didorong agar dikerjakan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh dan itu bisa dilakukan tanpa harus Bu Mega turun pun langsung karena itu kan urusan sangat teknis,” tambahnya.
Megawati, menurut Mahfud, juga didorong para tokoh masyarakat yang hadir dalam forum kemarin untuk memimpin gerakan merestorasi demokrasi yang mereka anggap telah rusak.
Kendati Presiden RI ke-5 itu belum menentukan sikapnya atas permintaan itu, karena belum waktunya bagi dia untuk memberikan jawabannya.
“Bu Mega itu jauh pikirannya, masalah ini belum akan selesai hanya dengan angket atau MK. Sesudah itu menuju pelantikan (presiden-wakil presiden), Oktober juga mungkin akan banyak dinamika sehingga Bu Mega tidak mau buru-buru bukan tidak mau bersikap, tidak mau buru-buru,” pungkasnya. (*)