JAKARTA – Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilihan Umum 2024 menjadikan Sabtu, 10 Februari, hari terakhir masa kampanye tampak seolah mengerahkan kekuatan penuh para pendukungnya.
Pasangan calon (paslon) Nomor Urut Satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menggelar kampanye di Jakarta International Stadium, Jakarta Utara. Paslon Nomor Urut Dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka kerahkan massa memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta Selatan.
Sedangkan Paslon Nomor Urut Tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menggelar kampanye di Semarang dan Solo Jawa Tengah.
Namun gegap gempita kampanye tiga paslon tersebut tidak mengurangi sorotan para netizen terhadap apa yang diperlihatkan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar. Cak Imin biasa ia disapa, mengawali pidato kampanye dengan bersholawat.
Sindir Paslon Lain
Saat melantunkan pujian religi muslim itu, Ketua Umum PKB itu menyelipkan beberapa liriknya sehingga terkesan menyindir paslon lain.
“Rakyat sepakat untuk perubahan, pemilu bukan pergantian dari bapak ke anak. Terlibatlah paman, konstitusi hancur berantakan,” ucapnya.
“Suara anda jangan mau dibeli. Itu menguntungkan oligarki. Marilah kita tegakkan demokrasi. Indonesia bukan milik dinasti,” lanjutnya menambahkan.
Cuplikan video tersebut menjadi viral dan mengundang reaksi warganet. Dalam unggahan potongan video oleh akun TikTok @anakkoreah, menyayangkan aksi Cak Imin yang bersholawat dengan mengganti lirik untuk menyindir paslon lain.
” Astagfirullah. Sholawat kok gawe ghibah Cak-cak. Etikane ndok endi, ” komentar warganet seperti dikutip dari viva.co.id.
“Awalnya aku pilih 01. Tapi setelah diruqyah aku jadi pilih 02,” komentar lainnya. “Pak Prabowo Subianto kalau kampanye gak pernah menjelekkan paslon lain,” tandas netizen pula.
Ajak Kebaikan
Dikutip dari NU Online , pada dasarnya pembacaan sholawat merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam, memuliakan Nabi Muhammad Saw, membuat pembacaan sholawat akan selalu diterima oleh Allah SWT.
Terkait dengan lagu-lagu religi dengan segala bentuknya yang beranekaragam, maka hukumnya bergantung pada isinya.
Namun, secara umum lagu religi yang dimaksud untuk mengajak kepada kebaikan atau mengandung pujian-pujian terhadap Allah Swt dan Rasulnya. (*)