Batam, HMStimes.com – Potensi yang dimiliki oleh Kota Batam sebagai daerah kepulauan, memang luar biasa, tidak hanya kekayaan keindahan alamnya tetapi juga potensi sumber daya alam laut yang melimpah.
Salah satu potensi sumber daya laut yang dikembangkan oleh Kota Batam adalah kepiting bakau hidup atau Scylla Serrata. Pada awal tahun 2024, Kota Batam berhasil mengekspor kepiting bakau pertama ke China.
Diketahui bahwa kepiting bakau hidup ini adalah hasil budi daya yang dilakukan oleh Abun, di Kecamatan Sei beduk.
Muhammad Rudi, Wali Kota Batam, hadir langsung dalam acara pelepasan ekspor kepiting bakau pertama dari Kota Batam, dan mengatakan bahwa ekspor ini merupakan awal dari pengembangan komoditas potensial dalam sumber daya laut Kota Batam.
Rudi juga menekankan perlunya pengembangan program budi daya kepiting bakau dengan menambah lahan yang lebih luas.
“Untuk menjalankan program ini, kami berharap agar Pak Abun bisa menambah lahan budi dayanya dan memanfaatkan pulau-pulau di sekitarnya jika Batam tidak memadai,” ujar Rudi.
Dalam rangka mendukung kemudahan akses ekspor dan impor, Rudi juga meminta agar segera dibangun Terminal 2 Bandara Hang Nadim Batam. Pembangunan terminal ini diyakini akan mempercepat proses pengiriman barang ekspor dari Kota Batam ke berbagai negara dan meningkatkan potensi ekonomi daerah.
Selain itu, selaku Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau, drh. Herwintari menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung program-program strategis Pemko Batam dalam membangun Kota Batam yang lebih maju dari berbagai sektor dan mensukseskan Batam sebagai wilayah penghasil komoditas unggulan.
“Kami siap mendukung program strategis dari bapak Walikota, untuk mensukseskan Batam sebagai wilayah penghasil komoditas unggulan,” katanya.
Untuk diketahui, ekspor perdana kepiting bakau hidup dari Batam ke China tersebut senilai Rp17.368.450. (Tim)