JAKARTA – Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Machmudin mengatakan jalan tol, jalur pantai utara (pantura) dan jalur selatan di wilayah Jabar diprediksi padat hadapi lalulintas arus mudik Lebaran 2024.
“Kepadatannya di jalan tol dan kawasan utara, yaitu mulai dari Karawang-Cikampek sampai Brebes. Sedangkan (titik kepadatan) di kawasan selatan mulai dari Malangbong-Nagreg-Tasikmalaya,” katanya di Kantor Direktorat Lalulintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Jabar, Kota Bandung, Rabu, 27 Maret 2024.
Ia menyebut berdasarkan survei data nasional pada tahun ini sekitar 193 juta orang yang melakukan perjalanan mudik. “Pergerakan masyarakat dari hasil survei nasional sekitar 193 juta, tapi memang yang paling banyak Jawa Barat,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia.
Perbaiki 320 Lubang
Bey menyatakan, pihaknya juga tengah memperbaiki 320 lubang di jalan provinsi yang dipastikan akan rampung 10 hari menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Kondisi untuk infrastruktur jalan tol baik. Terkait ruas jalan di Jabar yang dilewati pemudik ada 320 lubang dan itu akan selesai 10 hari menjelang Lebaran,” katanya.
Sedangkan Ditlantas Polda Jawa Barat menyiapkan sejumlah skema pengaturan lalu lintas selama mudik Lebaran 2024, terutama puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada 6 hingga 8 April 2024.
“Puncak arus mudik terjadi mulai H-4. Kalau kita hitung H-4 berarti jatuh di hari Sabtu, 6 April, puncak mudik kita prediksi akan terjadi di hari Sabtu, 6 April, Minggu, 7 April, dan Senin, 8 April” kata Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Jabar, Kombes Wibowo di Polda Jabar.
Titik Kemacetan
Ia memprediksi sejumlah titik-titik yang bakal terjadi kemacetan selama arus mudik, seperti terjadinya pelambatan arus lalu lintas yang disebabkan perbedaan selisih ruas jalan atau bottle neck yang berada pada rentang jalan Tol Japek hingga Tol Pejagan.
Pada Tol Japek, katanya, ada lima lajur utama ditambah satu bahu jalan yang dapat digunakan. Namun ruas jalan pun menyempit saat pertemuan dengan Tol Cipali, yang menjadi tiga lajur utama dan satu bahu jalan.
Selanjutnya, ruas jalan kembali menyempit dari Tol Palikanci hingga Tol Pejagan yang hanya terdiri dari dua lajur utama dan satu bahu jalan.
Tak hanya penyempitan jalur atau bottle neck, perlambatan diprediksi terjadi di antrean di rest area. Sebab, Jabar juga titik untuk beristirahat bagi para pemudik yang berasal dari Sumatera.
“Artinya, dengan peningkatan kendaraan yang cukup tinggi dari arah barat, ini pasti akan terjadi pelambatan di wilayah Cipali sampai dengan Pejagan, soalnya ada selisih ruas jalan, itu yang kita katakan bottle neck,” ucap Kombes Wibowo.
Skema Contraflow
Untuk mengantisipasi pelambatan arus kendaraan, skema contraflow hingga one way bakal diberlakukan di tol perlintasan Jawa. Pelaksanaannya akan diberlakukan terhitung pada 5 April mulai pukul 14.00 WIB hingga 11 April pukul 24.00 WIB.
“Yang jelas, untuk Japek kita tidak akan melaksanakan one way, kita hanya melaksanakan contraflow baik pada saat mudik maupun pada saat balik,” kata dia.
Sementara pelaksanaan one way atau satu arah, akan dilakukan dari KM 72 Cikopo hingga KM 414 Kalikangkung. One way di ruas jalan itu akan diterapkan secara bertahap yang dimulai pada 5 April pukul 14.00 WIB.
Saat one way polisi juga bakal menerapkan penyeimbangan di KM 70 untuk mengantisipasi penumpukan di salah satu lajur. Hal itu dilakukan dikarenakan pada mudik tahun lalu, banyak masyarakat mendobrak tengah tol karena penerapan one way yang tidak seimbang.
Beberapa skema polisi di jalur selatan di antaranya melakukan one way sepenggal di Limbangan dan Kadungora (Garut), sebagai titik pemecah kepadatan arus lalu lintas. Kemudian menyiapkan tim ganjal di Jalur Gentong, yang menjadi momok bagi kendaraan yang tak kuat menanjak di jalur tersebut. Selanjutnya meliburkan operasional transportasi andong yang ada di beberapa jalur selatan.
“Mudah-mudahan ini bisa membantu kelancaran ketika arus mudik dan wisata,” kata dia.(*)