JAKARTA – Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setyadi mengungkap, saat ini masyarakat menyetop sementara pembelian sepeda motor listrik yang mengakibatkan stok menumpuk di dealer.
Menurutnya, harga yang dianggap masih tinggi di tengah kondisi ekonomi saat ini, membuat konsumen memilih menunda pembelian sambil menunggu kejelasan subsidi dari pemerintah. “Cukup banyak [stoknya], karena masyarakat stop buying untuk menunggu insentif subsidi,” kata Budi saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin pekan lalu, dilansir dari cnnindonesia.com.
Ia menjelaskan, pasar motor listrik saat ini masih bergantung pada subsidi pemerintah. Data Aismoli menunjukkan, penjualan motor listrik turun signifikan setelah subsidi berakhir, seiring dengan daya beli masyarakat yang lemah.
“Kalau kita lihat, daya beli masyarakat juga sedang menurun. Tapi faktor utama [penurunan pembelian] adalah mereka menunggu keputusan pemerintah soal subsidi atau insentif,” tambahnya.
Tahun lalu pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp7 juta per unit untuk setiap pembelian motor listrik baru. Kendati begitu, sampai sekarang belum ada kepastian apakah insentif tersebut akan dilanjutkan atau tidak.
Aismoli bersama pemerintah telah menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk membahas kelanjutan subsidi, tapi belum ada keputusan final.
Tunggu Kemenkeu
Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisiata, Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin mengatakan kepastian subsidi masih menunggu aturan baru dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Saat ini kita masih pakai yang Rp7 juta itu untuk roda dua. Jadi kita harapkan aturan baru nanti tetap mengacu pada Perpres,” ujarnya.
Mengacu data Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira), jumlah subsidi motor listrik yang telah tersalurkan sebanyak 62.541 unit pada tahun lalu.
Sementara itu, jumlah subsidi motor listrik yang tersalurkan melebihi pencapaian 2023 sebanyak 11.532 unit. (*)