BATAM – Asisten Rumah Tangga (ART) berinisial I asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi korban penganiayaan oleh majikan dan rekannya di Kota Batam, Kepulauan Riau, masih mengalami trauma berat.
Kondisi psikis korban disebut belum stabil dan sulit untuk diajak berkomunikasi.
“Psikisnya masih mengalami trauma berat. Masih depresi berat. Belum bisa diajak komunikasi, masih sulit. Ketemu orang masih takut, termasuk ketemu dokter. Dia belum bisa bicara banyak,” kata perwakilan keluarga korban, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus atau Romo Pascal, Selasa, 24 Juni 2025.
Meski begitu, Romo Pascal menyebut kondisi fisik korban saat ini mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Korban masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Batam.
“Fisik sudah berangsur baik, korban masih dirawat di rumah sakit,” tambahnya.
Romo juga menyatakan bahwa pihaknya masih menanti perkembangan penyelidikan lanjutan dari pihak kepolisian. Ia berharap masih ada temuan-temuan baru dalam kasus ini, mengingat keterangan yang diberikan korban masih terbatas akibat kondisinya.
“Kasus ini belum tergali semua. Kami beri kesempatan kepada polisi untuk meneruskan penyelidikan. Masih mungkin ada pasal tambahan. Karena keterangan dari Intan (korban) masih sangat sedikit,” ujarnya.
Untuk langkah ke depan, Romo menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah pemulihan kondisi korban, baik secara fisik maupun psikis, serta pendampingan hukum selama proses berjalan.
“Tindakan ke depan akan kami kawal. Kami akan dampingi hingga dia benar-benar pulih dan proses hukumnya selesai. Soal pemulangan ke daerah asal belum kami bicarakan, fokus kami saat ini kesehatan, psikis dan hukum,” pungkasnya.