JAKARTA – Perpanjangan jalur LRT (Light Rail Transit) yang berarti Kereta Api Ringan atau Lintas Raya Terpadu, Jabodebek hingga Bogor masih disusun uji kelayakannya (feasibility study).
Pihak LRT Jabodebek bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian PPN/Bappenas masih berdiskusi terkait kelanjutan proyek moda transportasi publik berbasis rel yang beroperasi di perkotaan, sampai Bogor.
“Kita sedang menyusun feasibility study– nya. Ini dalam rangka nanti mencari investor,” kata Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi di Kantor Divisi LRT Jabodebek, Bekasi, Senin, 24 Februari 2025 dilansir detik.com.
Ia menargetkan studi kelayakan selesai Agustus 2025. Setelah studi kelayakan selesai, maka pihaknya akan menyerahkannya ke Kementerian Perhubungan.
“Dari penyerahan tersebut pasti akan dapat tanggapan, ya. Kemudian paralel dengan FS itu ya kita cari tadi, investornya,” katanya.
Sudah Diskusi
Purnomosidi juga sudah berdiskusi dengan beberapa investor dari berbagai negara yang tertarik untuk menanamkan modalnya untuk proyek LRT Jabodebek hingga ke Bogor.
“Ada dari beberapa negara, dari UAE – Uni Emirat Arab, kemudian dari Korea, juga ada dari Jepang dan Eropa juga ada, yang sudah mulai bertanya dan berdiskusi dengan kami terkait dengan kelanjutan dari proyek LRT Jabodebek fase II,” katanya.
Sementara itu, Purnomosidi menyampaikan, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek LRT Jabodebek hingga Bogor dengan panjang lintas sekitar 23 km masih dihitung.
Meski begitu, ia percaya LRT Jabodebek dari Cibubur hingga ke Bogor ini akan lebih murah dibandingkan pembangunan proyek fase pertama.
“Kami nunggu studi kelayakannya dulu, sehingga kita tahu nilai proyeknya. Untuk panjang lintasan 23 km ini kita akan pastikan akan jauh lebih rendah dibandingkan fase pertama,” katanya. (*)