SAMOSIR – Ketua Dewan Ekonomi Nasional Republik Indonesia (DEN RI), Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir yang telah membuat penzonasian kawasan pertanian. Di mana dalam pengelolaan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT), Pemkab. Samosir menzonasi kawasan pertanian hortikultura yang melibatkan kelompok tani atau masyarakat.
“Apa yang dilakukan Pemkab. Samosir itu bagus, ada penzonasian, peruntukan areal, bisa dicontoh daerah lain. Harus ditata dengan benar, pemerintah akan membantu,” ucapnya saat memimpin langsung Rapat Koordinasi Potensi Ekonomi Kerakyatan Terpadu Di Kawasan Danau Toba, Sumatra Utara dan Pembahasan Pengelolaan Eceng Gondok, Keramba, Sampah Dan Gasing.
Dalam rapat yang digelar secara zoom meeting, Rabu, 11 Juni 2025, Luhut meminta seluruh elemen mulai dari gubernur dan para bupati Kawasan Danau Toba, TNI/ Polri, betul-betul kompak mengembangkan potensi pertanian yang ada, sehingga masing-masing daerah memiliki spesialisasi area pertanian yang betul-betul dapat dirasakan masyarakat Tapanuli.
Investasi Kopi
Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom yang menyimak dan mengikuti rapat, meminta perhatian Ketua DEN untuk pengembangan KPT Samosir. Ia berharap dukungan untuk menyukseskan penanaman kopi pada lahan sekitar 200 ha yang akan dijadikan pilot farm oleh PT JCO yang berinvestasi di wilayah Samosir.
Diketahui, 536 ha dari luas 2.650 ha KPT Samosir dibagi menjadi zona investasi. “Terima kasih atas dukungan bapak Ketua DEN, mohon perhatian dan dukungan ke depan guna menyukseskan investasi kopi seluas 200 ha di KPT Samosir,” harap Bupati Vandiko.
Keberadaan lahan pertanian holtikultura di dataran tinggi volcano, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, dinilai cocok untuk pengembangan produksi kopi (spesialty Arabica).
Selain itu Bupati Samosir juga meminta dukungan dana untuk menuntaskan masalah air bersih bagi Masyarakat Samosir melalui sumber air Sitapigagan yang sudah direncanakan dengan sistem gravitasi.
Menanggapi permintaan Bupati Samosir, Ketua DEN Jend. TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, kebutuhan masyarakat menjadi hal utama sebagaimana usulan disampaikan pihak HKBP dan rakyat. Untuk itu diminta Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) dan Bupati Kawasan Danau Toba menyusun tata ruang yang benar supaya komprehensif, selanjutnya akan merevisi perpresnya.
“Masalah lahan diutamakan untuk kebutuhan rakyat, sama halnya seperti permintaan HKBP dan rakyat di Kawasan Danau Toba,” terang Luhut.
Tentang masalah air bersih di Samosir, Ketua DEN siap mendukung program tersebut dan meminta Bupati Vandiko menjalin komunikasi dengan Danrem 023 KS dalam suksesi program.
Pupuk Organik
Untuk pengembangan pertanian di Kawasan Danau Toba, Ketua DEN RI juga merencanakan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan eceng gondok. Di mana saat ini kandungan eceng gondok sedang diteliti Tim dari IT DEL untuk dijadikan sebagai pupuk menyokong pertanian.
“Pekerjaan ini harus dikerjakan ramai-ramai oleh TNI/Polri, bupati Kawasan Danau Toba harus satu padu. Kita yang dari kampung harus bisa menyelesaikan masalah nasional, pupuk eceng gondok ini akan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Untuk membuat Indonesia lebih maju, memajukan pertanian melalui penyediaan bibit unggul dan pupuk yang lebih bagus,” Luhut menekankan.
Lebih lanjut, Ketua DEN menegaskan agar kepala daerah kawasan Danau Toba ikut mengembangkan beberapa potensi pertanian bawang putih, jagung, kentang, jeruk, kopi, kemenyan dan produk unggulan lainnya dengan membuat bisnis plan, diadopsi dan disesuaikan dengan APBD. Dengan demikian bisa ditargeting potensi pertanian tiap daerah.
“Kalau pupuk organik eceng gondok bisa, maka eceng gondok akan dihargai dan dibeli dari masyarakat. Pokoknya Gubsu, para bupati harus kompak. Tidak ada yang tidak bisa kalau kita kompak,” tambah Luhut.
Penertiban KJA
Gubernur Sumatra Utara, Bobby Afif Nasution yang ikut zoom meeting mengapresiasi perhatian Ketua DEN yang telah memberi kontribusi luar biasa di Sumut, baik dalam pemanfaatan eceng gondok (konversi pupuk organik) dan pengembangan hilirisasi pertanian.
Selain itu, ia meminta, dalam penertiban KJA (Keramba Jaring Apung) di Danau Toba, pemerintah perlu mencari solusi peralihan mata pencaharian ke usaha lain.
Menurut Bobby, salah satu solusi yang tepat, melibatkan masyarakat yang bergantung pada KJA menjadi pelaku/ berkontribusi dalam pembuatan pupuk eceng gondok.
“Bukan hanya menertibkan, tetapi kita juga bisa melibatkan masyarakat yang bergantung pada KJA. Menggeser mata pencaharian dari mencari ikan menjadi mencari eceng gondok. Perlu Disosialisasikan karena mengandung nilai ekonomi yang berdampak kepada masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Tim Peneliti IT DEL, Dedy Anwar menjelaskan, setelah diteliti, eceng gondok sangat kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman, dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga cocok sebagai bahan baku potensial pembuatan pupuk organik.
Selain para Bupati Kawasan Danau Toba, ikut dalam zoom meeting; Danrem 023 KS, Direktur TSTH2 dan Peneliti Eceng Gondok dari IT DEL.
Ikut hadir mendampingi Bupati Samosir, Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian, Tumiur Gultom; Kadis Kominfo, Immanuel Sitanggang; Kadis Pendidikan, Jhonson Gultom; dan Sekretaris Bappeda Litbang, Parsaoran Rumapea. (*)