JAKARTA – Wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara kembali menyeruak setelah diungkap Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan.
Dibukanya kembali pelayanan komersil di bandara tersebut dinilai dapat memberikan manfaat ekonomi untuk Kota Bandung, terutama dari sisi kunjungan wisata.
Ketua DPRD Jawa Barat (Jabar), Buky Wibawa pun angkat bicara mengenai wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara. Ia mempertanyakan apakah reaktivasi Bandara Husein menjadi satu-satunya langkah mendongkrak wisata di Bandung. “Apakah reaktivasi Bandara Husein itu satu-satunya jalan keluar untuk masalah terutama barkaitan dengan peningkatan wisata di Bandung?,” katanya saat Talk Show Sorotan di Radio PRFM 107.5 News Channel.
Keinginan Wali Kota Bandung terpilih untuk mereaktivasi Bandara Husein, kata dia, perlu kajian mendalam. Sebab, wacana tersebut akan beririsan dengan kepentingan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Apalagi sampai saat ini, bandara tersebut belum beroperasi secara optimal. Hampir setiap tahun, BIJB Kertajati meminta penyertaan modal dari Pemprov Jabar.
“Sebetulnya BIJB belum tumbuh seperti yang diharapkan, tadinya kan berharap setelah Tol Cisumdawu beroperasi, BIJB akan dinikmati karena aksesnya lebih mudah,” katanya dikutip dari prfmnews.id.
Ada Whoosh
Beroperasinya Tol Cisumdawu ternyata tidak menjamin Bandara Kertajati jadi pilihan masyarakat. Ditambah, adanya Kereta Cepat Whoosh yang membuat masyarakat lebih memilih terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma. Oleh karenanya, Pemprov dan DPRD Jabar terus berpikir cara membuat Bandara Kertajati beroperasi optimal.
Jabar perlu memiliki bandara yang menjadi kebanggaan dan itu dirintis sudah cukup lama, dieksekusi di zaman Pak Aher (Gubernur Ahmad Heryawan), tapi ada kendala sehingga BIJB belum sampai pada titik yang diharapkan. Pihak terkait terus berpikir supaya BIJB (Bandara Kertajati) optimal,” katanya
Terkait Bandara Husein, dia kembali meminta Pemkot Bandung untuk melakukan kajian secara komprehensif. Agar nantinya, baik Bandara Husein maupun Bandara Kertajati dapat beroperasi secara optimal. “Jadi saya kira masih ada terobosan-terobosan yang perlu dilakukan oleh Pemprov Jabar untuk bisa mengembangkan BIJB, mungkin bisa menarik lebih banyak atau mengundang investor tertentu yang bisa membuka akses lebih efisien lagi ke BIJB,” tandasnya.*