BATAM – Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menyebut Pemerintah Kota Batam butuh waktu dua tahun untuk mengatasi masalah banjir di Batam hingga tuntas.
Hal ini disampaikan Li Claudia Chandra dalam agenda silaturahmi dengan media dan jurnalis Batam di lantai IV gedung Pemkot Batam, Rabu, 3 September 2025.
“Mungkin dua tahun lagi lah. Bisa lebih baik. Butuh waktu. Kalau Bu Li ngomong, Bu Li nggak punya tongkat nanti digoreng lagi. Tapi kami memang bukan power ranger. Selama ini, pembangunan Batam ini, mohon maaf, suka-suka. Ini sekarang nggak bisa lagi. Pengusaha yang mau bangun harus diskusi dengan kami. Seperti apa, salurannya apa,” kata Li Claudia.
Menurutnya selain butuh strategi yang tepat untuk mengatasi masalah banjir yang kompleks, dibutuhkan juga anggaran yang sesuai. Li Claudia menyebut telah melibatkan pengusaha di Batam untuk turut membantu. Salah satunya dengan membangun saluran air ke laut, di lokasi perusahaan masing-masing.
BACA JUGA : Dua Hari Batam Diguyur Hujan, Warga Diminta Waspada di Jalan Raya
“Saya selalu ngomong ke pengusaha, ‘Kalau tunggu anggaran kami nggak akan beres ini. Ini pengusaha kalian bisnis di sini, kalian bangun perumahan, kalian tentu pikir perumahan kalian kalau ada mau beli. Jadi tolong kami bantu beresin,’” cerita Li Claudia.
Selain itu, masyarakat juga harus berpartisipasi dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke aliran air dan sungai-sungai. Ia berharap masyarakat mempercayakan masalah banjir kepada pemerintah.
“Kalau saya dan Pak Wali nggak bisa kerja, jangan pilih kami lagi. Gampang kok,” ujarnya.
Meski belum memuaskan, Li Claudia menyebut langkah awal yang sudah pihaknya lakukan sudah mulai berdampak, yakni ketinggian banjir yang mulai menurun.
Rencana Pendek, Menengah, dan Panjang
Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Infrastruktur BP Batam, Mouris Limanto, turut memberi pejelasan terkait rencana penanganan banjir.
Mouris menyebut ada beberapa penyebab banjir di Batam. Yakni masih adanya lokasi-lokasi yang belum terdapat drainase. Sementara drainase yang sudah ada juga banyak yang tertimbun karena sedimentasi.

“Ada juga yang memang waktu pembangunan itu mungkin tidak memikirkan jangka panjangnya jadi waktu dibangun, lokasi tanahnya itu ada di bawah. Jadi bentuknya itu kayak mangkok,” kata Mouris.
Selain itu ada juga titik-titik yang akan banjir ketika air pasang.
Setelah mempelajari penyebab banjir, BP Batam dan Pemkot Batam bekerjasama membuat rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.
Penanganan jangka pendek yakni normalisasi oleh Bina Marga. Normalisasi dilakukan untuk sungai-sungai dan das-das yang terbentuk masih saluran alam.
Penanganan jangka menengah yakni membuka hilir-hilir baru untuk menyalurkan air ke laut. “Contohnya di Mondial dan Bengkong di beberapa area,” jelasnya.
Kemudian pembangunan box culver untuk membuat sambungan aliran air.
Sementara untuk jangka panjang kata Mouris sedang dianggarkan untuk tahun 2026.
“Di tahun 2026 kami akan mengganti jembatan-jembatan, sebab di beberapa jembatan itu ada bottle neck yang ketika air deras dapat meluap. Jadi ada jembatan yang hanya berbentuk box culver sehingga menyempitkan alur aliran,” jelasnya.
Kemudian akan dibuat kolam resensi untuk penampungan sementara dengan konsep Eco Park atau taman.



