JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Indonesia ditargetkan mampu memproduksi 70-80 ton emas per tahun mulai tahun ini. Hal ini menyusul beroperasinya dua pabrik atau fasilitas pengolahan dan pemurnian emas milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Dikatakan, pabrik milik PTFI yang berada di Gresik Jawa Timur diperkirakan mampu menghasilkan 50-60 ton emas. Sementara pabrik milik Amman yang berlokasi di Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat, diperkirakan menghasilkan emas sekitar 18-22 ton per tahun.
“Di Freeport itu melahirkan 60 ton emas, kurang lebih 50-60, di Amman itu 18-22 ton. Jadi kurang lebih (total) sekitar 70-80 ton emas per tahun. Yang dulunya kita nggak pernah tahu. Bapak ibu, nilai tambahnya itu dibawa keluar,” ujarnya dalam acara Human Capital Summit (HCS) 2025, dikutip Rabu, 4 Juni 2025 dan dilansir cnbcindonesia.com.
Proyek Hilirisasi
Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah mendorong agar pembangunan proyek hilirisasi dapat lebih digencarkan pada turunan-turunan yang bernilai tambah lebih. Sehingga tidak hanya berhenti di sini.
“Nah ini juga bagian dari pekerjaan, dan kita akan dorong untuk membangun industri hilirisasi di sektor kabel dan macam-macamnya. Copper oil dan segala macam,” kata Bahlil.
Diketahui, selain emas Indonesia digadang-gadang bakal menjadi produsen katoda tembaga terbesar kelima di dunia, dengan kontribusi dari dua perusahaan utama yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN).
Setidaknya, melalui dua perusahaan ini, Indonesia bakal memproduksi katoda tembaga hingga 1,5 juta ton. Dengan demikian, Indonesia akan menempati posisi penting di pasar tembaga global. (*)