BATAM – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Batam turut meramaikan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan berpartisipasi dalam Pawai Kendaraan Hias yang digelar oleh Pemerintah Kota Batam. Kegiatan ini berlangsung meriah dan berhasil menarik perhatian masyarakat dari berbagai lapisan. Minggu, 10 Agustus 2025.
Rutan Batam tidak sekadar menjadi peserta, melainkan membawa pesan kuat lewat tema “Ketahanan Pangan Nasional, Tumbuh Harapan Dari Balik Jeruji.” Mereka menampilkan kendaraan hias yang dipenuhi ornamen hasil karya warga binaan, seperti kerajinan tangan, lukisan, hingga produk kebun yang dikelola secara mandiri.
Kepala Rutan Batam, Fajar Teguh Wibowo, menyatakan bahwa keikutsertaan ini merupakan langkah nyata membangun citra positif pemasyarakatan di tengah masyarakat Kota Batam. “Kami ingin menunjukkan bahwa di balik tembok penjara, warga binaan tidak berhenti berkarya,” ujarnya.

Partisipasi Rutan Batam dalam pawai bukan sekadar simbolik. Ini menjadi bukti bahwa program pembinaan yang dijalankan mampu memberdayakan warga binaan, mengubah stigma negatif menjadi potensi positif yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Selain menampilkan kendaraan hias, Rutan Batam juga membagikan hasil kebun berupa kangkung dan bayam secara gratis kepada warga yang hadir. Respon masyarakat sangat antusias, terlihat dari tingginya apresiasi terhadap kualitas produk yang dibagikan.
Pembagian produk hasil kebun ini bukan hanya sekadar memberi, melainkan juga memperlihatkan bahwa warga binaan mampu menghasilkan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini menjadi bagian dari proses rehabilitasi dan pembinaan yang sesungguhnya.
Kepala Rutan menegaskan, pawai ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk membuka mata publik bahwa pemasyarakatan adalah proses membangun, bukan sekadar menghukum. “Harapan dan perubahan dapat tumbuh di balik jeruji besi,” tambah Fajar Teguh Wibowo.
Dengan langkah ini, Rutan Batam memperkuat hubungan harmonis dengan masyarakat sekaligus membuktikan bahwa warga binaan diberi ruang untuk berkarya dan berkembang secara mandiri dalam batas kewajaran.
Keikutsertaan Rutan Batam dalam pawai ini sekaligus mengirim pesan bahwa sistem pemasyarakatan harus dipandang sebagai sarana pemberdayaan manusia, bukan sekadar tempat penahanan. Program pembinaan yang dijalankan terbukti mampu menghadirkan dampak positif nyata.
Pemerintah Kota Batam dan Rutan Batam berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, agar masyarakat makin percaya bahwa pemasyarakatan adalah bagian dari pembangunan sosial yang mengedepankan rehabilitasi dan pemberdayaan.



