SAMOSIR – Suasana duka menyelimuti Dusun III Sidaji, Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, setelah kebakaran hebat melanda kawasan tersebut pada Senin, 29 September 2025 dini hari. Peristiwa nahas itu menghanguskan delapan unit rumah warga beserta seluruh harta benda yang tersimpan di dalamnya. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, namun kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Api yang berkobar dengan cepat membuat para penghuni rumah tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. Warga hanya bisa berupaya menyelamatkan diri masing-masing, sementara sebagian besar harta benda, surat penting, hingga peralatan rumah tangga ikut musnah dilalap si jago merah.
Adapun delapan kepala keluarga yang terdampak kebakaran tersebut adalah Naolo Boru Sialoho, Eljon Sagala, Kelemen Simarmata, Sarma Simarmata, Febrianti Simarmata, Tamaria Butar Butar, Menti Sidabutar, dan Elianto Sihombing. Kini, mereka harus kehilangan tempat tinggal dan menggantungkan harapan pada bantuan pemerintah maupun solidaritas masyarakat sekitar.
Pemadaman Terkendala Angin Kencang
Pemadam kebakaran dari Pos Pangururan, Pos Simanindo, dan Pos Nainggolan segera dikerahkan ke lokasi. Upaya itu turut diperkuat dengan bantuan satu unit mesin Pompa air milik warga serta Mesin Pompa dari Hotel Labersa. Meski demikian, api sulit dijinakkan karena kondisi angin berhembus sangat kencang, sehingga membuat kobaran api cepat merambat dari satu rumah ke rumah lain.

Salah seorang petugas pemadam kebakaran bermarga Malau mengungkapkan bahwa tim di lapangan menghadapi tantangan ganda, selain faktor alam, juga tekanan psikologis dari warga yang kalut.
“Banyak komentar negatif dan cercaan yang kami terima saat berusaha memadamkan api. Itu manusiawi, karena semua dalam kondisi panik dan kehilangan. Kami bisa memahami perasaan mereka,” ujarnya dengan nada haru.
Meski diliputi rasa cemas, warga sekitar tidak tinggal diam. Mereka berinisiatif membantu dengan peralatan seadanya, mulai dari ember, selang, hingga mesin pompa air sederhana. Beberapa warga bahkan rela mempertaruhkan keselamatan dengan mendekat ke titik api untuk menghalangi kobaran agar tidak meluas ke rumah-rumah lain.
“Kami hanya bisa berusaha sekuat tenaga. Walaupun api besar, setidaknya jangan sampai seluruh dusun ikut habis terbakar,” ungkap seorang warga yang ikut berjibaku di lokasi.
Kebakaran ini menyisakan duka mendalam, tidak hanya bagi para korban, tetapi juga bagi masyarakat Desa Simarmata secara keseluruhan. Saat ini, para korban sementara menumpang di rumah kerabat dan posko darurat yang didirikan warga setempat.
Tokoh masyarakat Desa Simarmata berharap agar Pemerintah Kabupaten Samosir segera memberikan bantuan, baik berupa kebutuhan pokok, sandang, maupun program jangka panjang seperti pembangunan kembali rumah warga yang terbakar.
“Korban kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta bendanya. Pemerintah perlu segera turun tangan memberikan bantuan nyata, bukan hanya janji,” tegas seorang tokoh adat setempat.
Harapan di Tengah Duka
Musibah ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di kawasan perkampungan yang mayoritas rumah masih terbuat dari material kayu yang mudah terbakar. Selain itu, perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pemadam kebakaran di wilayah terpencil agar kejadian serupa tidak kembali menimbulkan kerugian besar.
Di tengah suasana duka, solidaritas warga terlihat nyata. Bantuan logistik berupa beras, pakaian layak pakai, dan makanan siap saji mulai berdatangan dari tetangga desa maupun komunitas sosial di Kecamatan Simanindo. Meski tidak sebanding dengan harta benda yang hilang, setidaknya dukungan moral dan materi itu menjadi penguat semangat bagi para korban untuk bangkit dari keterpurukan.
Peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi masyarakat Desa Simarmata. Namun, seperti pepatah Batak “Marsipature Hutana Be” (membangun kampung halaman), diharapkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial mampu menjadi dasar bagi para korban untuk memulai kembali kehidupan mereka setelah musibah.