JAKARTA – Pemerintah ingin kerja sama penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang dilanjutkan.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Leontinus Alpha Edison mengatakan, Memorandum of Cooperation (MoC) Indonesia-Jepang akan berakhir tahun ini.
“Jadi saya dapat info itu memang tahun-tahun ini sebaiknya kita sudah mulai renegosiasi lagi, MoC yang sudah pernah ditandangani oleh Indonesia. Saya dapat info itu akan expired -nya tahun depan. Jadi, udah pas nih [lanjutkan negosiasi],” katanya dalam Global Talent Day di Malang, Jawa Timur, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Menurut Leontinus Alpha Edison, pembicaraan bisa dimulai terkait dengan keinginan kedua pihak.
Fenomena Penuaan
Lebih lanjut ia mengatakan, ada fenomena penuaaan penduduk atau aging population di Jepang. Negara itu diproyeksikan butuh sekitar 400 ribu pekerja dalam lima tahun ke depan.
“Bahkan kalau lebih dari itu bisa sampai 800 ribu pekerja yang mereka butuhkan. Jadi mereka sangat ingin sekali untuk mengundang PMI, pekerja, pemerintah Indonesia, karena kita sebenarnya sudah memberikan kesan yang positif buat Pemerintah Jepang. Jadi pasti G2G pasti,” katanya dilansir cnnindonesia.com.
Leontinus menjelaskan ada lima bidang pekerjaan yang dibutuhkan Jepang. Di antaranya adalah perawat, caregiver atau tenaga perawat lansia, sopir truk, hortikultura atau pertanian, dan welder atau tukang las.
“Jaring PMI-nya dulu. Jaring PMI. Siapa yang mau mendaftar, nanti kita siapkan. Bidang apa kita siapkan. Terutama bahasa, nanti kan pasti ada orientasi tentang budaya bekerja di Jepang. Salah satunya bagaimana dan segala macam,” ujarnya. (*)



