JAKARTA – Sejumlah penyakit dengan biaya tinggi ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Penyakit katastropik disebut masih menjadi yang paling banyak menyerap anggaran.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti mengatakan, sepanjang 2024, pembiayaan penyakit katastropik (penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan medis yang kompleks dan seringkali memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama, yang berkontribusi pada tingginya biaya perawatan),mencapai sekitar Rp37 triliun.
Penyakit jantung menjadi beban terbesar dalam biaya tersebut. Kanker menempati posisi kedua sebagai penyakit dengan kasus dan pengeluaran tinggi.
“Pertama itu penyakit yang paling banyak jantung, kedua itu kanker,” ungkap Ali dikutip, Sabtu, 16 Agustus 2025 dilansir cnbcindonesia.com.
Penyakit gagal ginjal dan kebutuhan cuci darah juga masuk dalam daftar penyumbang beban besar BPJS Kesehatan. Disebutkan pula, pasien terbanyak berasal dari kelompok lanjut usia atau lansia.
Jumlah Lansia
Jumlah lansia saat ini tercatat sekitar 28 juta orang. Populasi itu diperkirakan akan terus meningkat sehingga potensi munculnya penyakit juga semakin besar.
Menurut Ali Ghufron, pembiayaan pemeriksaan harus ditanggung BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, program skrining kesehatan digelar untuk mendorong masyarakat hidup lebih sehat.
Daftar delapan penyakit dengan biaya tinggi yang saat ini ditanggung BPJS Kesehatan:
Jantung: 22.550.047 kasus, pengeluaran Rp19,25 triliun;
Kanker: 4.240.719 kasus, pengeluaran Rp6,49 triliun
Stroke: 3.899.305 kasus, pengeluaran Rp5,82 triliun;
Gagal ginjal: 1.448.406 kasus, pengeluaran Rp2,76 triliun;
Haemophilia: 131.639 kasus, pengeluaran Rp1,11 triliun;
Thalassaemia: 353.226 kasus, pengeluaran Rp794,46 miliar; Leukemia: 168.351 kasus, pengeluaran Rp599,91 miliar; Sirosis hepatis: 248.373 kasus, pengeluaran Rp463,52 miliar. (*)



