JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menggelar Rapat Koordinasi (rakor) Angkutan Lebaran 2025 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025. Rakor dilakukan untuk mengantisipasi pergerakan mudik Lebaran yang diprediksi mulai Jumat, 21 Maret 2025.
Menurut Dudy, Volume Capacity Ratio (VCR) atau kepadatan kendaraan di ruas tol pada periode mudik Lebaran 2025 diprediksi sebesar 0,7. Rendahnya prediksi VCR arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, karena pemerintah telah menetapkan work from anywhere (WFA) sebelum puncak arus mudik.
“Dengan kita memberlakukan work from anywhere (WFA), maka masyarakat akan terdistribusi kepulangannya untuk kembali ke kampung halaman. Harapannya seperti itu, dengan semakin panjangnya waktu itu memberikan kesempatan pada masyarakat untuk memilih kapan mereka kembali,” ujarnya kepada wartawan usai rakor.
Pos Pantau
Dudy menambahkan Kemenhub juga mulai mengoperasikan pos pantau di tanggal 21 Maret 2024. Pos pantau akan ditempatkan di sejumlah titik kepadatan, seperti Merak, jalan-jalan arteri, dan jalan tol seperti Cikampek Utama (Cikatama).
“Di Cikatama kita ada, di km 57 itu sudah mulai ya, itu perjumpaan antara (tol) MBZ dengan jalur yang di bawah ya,” jelasnya.
Kemenhub memprediksi puncak arus mudik Lebaran jatuh pada tanggal 28 Maret 2025. Angka ini diambil berdasarkan hasil survei potensi pergerakan dengan pemodelan pergerakan setelah penerapan skema WFA pada tanggal 24 Maret 2025.
Terdapat dua hasil data yang dilakukan dari survei tersebut, yakni data survei potensi dan data model dinamik. Pada data survei potensi, tercatat sebanyak 16,85 juta orang melakukan pergerakan di tanggal 28 Maret 2025. Sedangkan pada data model dinamik tercatat sebanyak 12,15 juta orang diprediksi mudik pada tanggal 28 Maret 2025.
Secara umum, Kemenhub memperkirakan pergerakan selama periode libur lebaran 2025 depresiasi mencapai 52% dari total jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 146,48 juta orang. (*)