BATAM — PT Pertamina Energy Terminal melalui Integrated Terminal Tanjung Uban menggelar kegiatan Stakeholders Engagement & Perkenalan Bisnis kepada media di Kepulauan Riau, Senin, 17 November 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda resmi PET–ITTU untuk memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan serta mendukung kedaulatan energi nasional melalui kolaborasi yang lebih terbuka.
Terminal Manager ITTU, Yohannes Mulantua Sianturi, memimpin sesi perkenalan peserta yang terdiri dari jajaran manajemen, unit legal, divisi TJSL, serta wartawan. Setiap peserta menyampaikan nama, jabatan, dan institusi sehingga suasana diskusi berjalan lebih terbuka dan komunikatif.

Dalam pembukaannya, Yohannes menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari komunikasi pusat terkait program TJSL. “Kita ingin lebih nyaman mengenal satu sama lain agar komunikasi ke depan lebih efektif. Kami juga menindaklanjuti pertanyaan dari pusat terkait TJSL,” kata Yohannes. Ia menilai kolaborasi penting agar manfaat program tepat sasaran.
Yohannes kemudian memaparkan tiga program TJSL utama ITTU, yaitu Kolaborasi Nelayan, Kolaborasi Berdaya Pangan, dan Kolaborasi Bersih. Ketiga program tersebut dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, memperkuat ketahanan pangan, dan menjaga kualitas lingkungan di sekitar wilayah terminal.
Ia menegaskan bahwa Pertamina tidak hanya berfokus pada distribusi energi, tetapi juga menjalankan program sosial melalui kerja sama jangka panjang dengan masyarakat. Program TJSL mencakup dukungan bagi kelompok nelayan, penguatan pangan lokal, serta pelestarian lingkungan yang dilakukan secara berkelanjutan.
Yohannes menambahkan bahwa isu stunting akan menjadi salah satu prioritas ITTU pada 2026. Perusahaan menyiapkan produk pangan tambahan berupa cookies dengan komposisi 50 persen ikan sebagai dukungan gizi bagi anak-anak di sekitar area terminal.
Manager Legal & Relation PET, Fety Zaniar, turut menjelaskan struktur PET di bawah Subholding Integrated Marine Logistics. Ia menyampaikan bahwa PET mengelola enam terminal, termasuk Fuel Terminal Sambu, LPG Terminal Tanjung Sengkuang, Terminal Kota Baru, Terminal Baubau, serta satu terminal LPG yang sedang dibangun di Uban.
Fety menegaskan bahwa seluruh operasional terminal berpedoman pada prinsip Environmental, Social, and Governance. Menurutnya, penerapan standar keberlanjutan merupakan komitmen perusahaan untuk menjaga lingkungan dan memperkuat tata kelola di seluruh lini operasional.

Pertamina juga memaparkan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas serta penguatan UMKM lokal. Program tersebut mencakup pelatihan, pendampingan usaha, hingga perluasan akses pemasaran dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara manajemen dan media, sesuai agenda resmi undangan. Forum ini diharapkan memperkuat fungsi kontrol sosial, memperluas ruang evaluasi, serta memastikan program TJSL ITTU berjalan lebih terukur dan tepat sasaran.
Media masih berupaya mengonfirmasi mekanisme pelaksanaan program, dan target capaian TJSL ITTU pada 2026 untuk memastikan akurasi informasi publik.



