SAMOSIR – “Saut Ma Hita” yang dalam bahasa Batak berarti jadilah buat kita, menjadi nama rumah makan yang cukup unik di tepian Danau Toba. Lokasinya berada di Desa Boho, sekitar satu kilometer dari Jembatan Tano Ponggol, salah satu ikon wisata di Pangururan, Kabupaten Samosir.
Rumah makan ini kerap menjadi persinggahan wisatawan yang hendak menuju kawasan Sibeabea, lokasi wisata religi Patung Yesus Kristus setinggi 61 meter dengan pemandangan spektakuler Tele. Keberadaannya strategis, mudah dijangkau, dan menyuguhkan panorama indah Danau Toba di sisi kiri serta barisan bukit menjulang di sisi kanan.

Nila Bakar, Menu Andalan
Meski menyajikan berbagai menu seperti mi goreng, mi rebus, ayam penyet, hingga pecel lele, namun ikan nila bakar asli dari Danau Toba menjadi sajian andalan. “Rasanya segar, manis, dan sangat nikmat,” ujar seorang pengunjung kepada HMS, yang enggan disebutkan namanya. Ia menambahkan, harga makanan di rumah makan ini cukup bersahabat dan ringan di kantong.

Pak Limbong, pengelola rumah makan, menyebutkan bahwa keistimewaan nila bakar di sini terletak pada kesegarannya. Ikan diambil langsung dari tangkapan Danau Toba. Hidangan disajikan dengan sambal kecap pedas yang menambah selera makan, apalagi dinikmati sambil memandang aktivitas pemancing di danau.
Paduan Alam dan Kuliner
Suasana rumah makan semakin menarik dengan pemandangan bukit yang mengering akibat musim kemarau panjang hingga empat bulan terakhir. “Pengunjung bisa bersantap sambil menikmati keindahan alam. Itulah keunggulan rumah makan ini,” kata Limbong sambil tersenyum.

Tak heran, “Saut Ma Hita” menjadi pilihan singgah bagi pencinta alam maupun wisatawan yang datang ke Samosir, khususnya wilayah Pangururan.
Harapan untuk Pemerintah
Ketika ditanya mengenai harapannya, Limbong menitipkan pesan kepada pemerintah daerah. “Kami berharap Bupati Samosir benar-benar serius menjaga setiap spot wisata yang sudah dimiliki masyarakat Pangururan. Selain itu, perlu penertiban dan perawatan yang sungguh-sungguh agar ekonomi kreatif di daerah ini terus tumbuh,” ujarnya.
BACA JUGA : Waterfront Pangururan: Pesona yang Menawan, Tantangan yang Menguji
Sambil membereskan kursi yang baru saja digunakan pengunjung, ia menambahkan, “Suara hati pelaku usaha ekonomi kreatif semoga didengarkan pemerintah.”