JAKARTA – Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia mencatat kabar gembira. Energy Equity Epic Sengkang (EEES), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Wilayah Kerja (WK) Sengkang, Sulawesi Selatan melaporkan penemuan cadangan gas bumi yang signifikan melalui pengeboran Sumur Eksplorasi East Walanga (EWL)-001.
Laporan ini disampaikan Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, kepada jajaran Kementerian pada 18 November 2025, seraya mengungkapkan, penemuan ini merupakan buah dari komitmen eksplorasi EEES setelah menerima insentif dari pemerintah.
Pengeboran Sumur EWL-001 yang dimulai sejak 30 September 2025 berhasil mencapai kedalaman akhir 3.415 ftMD dengan target Formasi Tacipi (Late Miocene). Puncaknya, rangkaian uji alir (well testing) yang dilakukan pada 17 November 2025 memberikan hasil yang sangat positif dan menjanjikan.
Pada tahapan uji alir ketiga, dengan pembukaan choke (keran) sebesar 48/64 inci, laju alir gas tercatat melesat signifikan: Laju Alir Gas: \mathbf{13.9} Juta Kaki Kubik Standar per Hari (MMSCFD). Tekanan Kepala Sumur (WHP): \mathbf{1,087} psig.
Berpotensi Meningkat
Dalam laporan bahkan disebutkan adanya potensi peningkatan produksi yang lebih besar. “Besar kemungkinan jika Choke / keran dibuka penuh, produksi bisa mencapai 20 juta standar cubik feet per day (20 MMSCFD),” ungkap Djoko Siswanto dalam laporannya yang dikutip ruangenergi.com.
Penemuan ini tidak hanya mengindikasikan kapasitas produksi gas yang baik dari karbonat Formasi Tacipi, tetapi juga sukses menguatkan prospektivitas Struktur East Walanga secara keseluruhan.
Peluang Besar
Penemuan gas pada EWL-001 ini secara langsung membuka peluang besar bagi peningkatan sumber daya gas di WK Sengkang, yang akan menjadi dasar bagi perencanaan eksplorasi dan pengembangan berikutnya.
Tim SKK Migas dan EEES akan melanjutkan pengujian untuk mendapatkan data pressure-transient dan deliverability yang lebih lengkap.
Penemuan ini menjadi angin segar bagi upaya pemerintah untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional, sekaligus membuktikan efektivitas pemberian insentif dalam mendorong kegiatan eksplorasi hulu migas. (*)

