Little India. Begitulah Kampung Madras di Jalan Zainul Arifin, Medan, Sumatra Utara, dinamai pada masa Wali Kota Medan dijabat Dzulmi Eldin tahun 2018.
Kampung Madras, yang lama dikenal sebagai Kampung Keling, dulunya dihuni mayoritas warga India Tamil dan Sikh. Namun, belakangan ini warga keturunan India di kawasan pertokoan di inti kota itu semakin terpinggirkan.
Hal itu dikatakan salah satu warga Kampung Madras, Alex, warga India Sikh, saat ditemui HMStimes.com di sela-sela perayaan agama Deevapali, yang tahun 2020 ini jatuh pada tanggal 14 November.
“Kalau dulu masih ada sekitar 1.000-an warga India yang tinggal di Kampung Madras ini. Sekarang mungkin hanya sekitar seratusan. Sudah banyak yang pindah ke pinggiran, seperti daerah Karang Sari,” kata Alex.
Laki-laki berusia 60-an tahun itu mengatakan keluarganya sendiri sudah tinggal di Kampung Madras sejak tahun 1970 dan membuka usaha di kawasan itu. Banyaknya warga India beragama Hindu juga menjadi alasan berdirinya kuil Shri Mariamman yang berlokasi di sudut jalan, persimpangan antara Jalan Teuku Umar dan Jalan Zainul Arifin, Medan. Tak heran bila setiap perayaan Deevapali maupun Thaipusam, Kampung Madras selalu ramai. Bahkan, banyak warga India dari Malaysia, yang masih memiliki keluarga di Medan, “pulang kampung”.
“Kalau dulu, ya selalu ramai. Sekarang kalau setiap perayaan tidak selalu kemari lagi, karena di daerah lain juga sudah ada kuil. Malah kadang dari Malaysia yang datang ke sini kalau saat Deevapali,” katanya.
Apalagi pada tahun ini, karena pandemi Covid-19, tidak ada acara khusus seperti parade ke jalan. Warga Hindu datang ke kuil silih berganti untuk sembahyang, dan setelah itu mereka kembali ke rumah untuk merayakannya bersama keluarga.
Menurut pantauan HMS, hingga menjelang malam warga India beragama Hindu di Medan masih berdatangan untuk sembahyang di kuil. Di depan pintu masuk kuil tidak sedikit pengemis duduk-duduk di lantai dan meminta recehan dari warga yang baru selesai sembahyang. Perayaan Deevapali juga tidak seramai tahun sebelumnya di Yayasan Missi Gurdwara, Jalan Polonia Medan.
Setelah warga Tionghoa, warga India merupakan penduduk pendatang yang populasinya terhitung banyak di Medan, yang menurut data Konsulat Jenderal India di Medan berjumlah sekitar 5.000 orang.
Menurut sejarawan dari Universitas Negeri Medan, Phil Ichwan Azhari, warga India sebenarnya lebih dahulu datang ke Tanah Deli daripada warga Tionghoa. Hal itu bisa dibuktikan dengan ditemukannya situ Kotta Cina di Kecamatan Medan Marelan, yang sudah ada sejak abad ke-13.
“Duluan mereka datang. Tujuannya waktu itu untuk berdagang barang-barang dari luar untuk bangsawan, seperti piring dan cawan para raja yang terbuat dari keramik,” kata Ichwan kepada HMS.