Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa ancaman krisis pangan begitu nyata pengaruh dampak dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Berbicara dalam Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka, Jokowi menyebut harga pangan di negara lain sudah naik hingga 40%. Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah komoditas gandum.
“Karena apa? Mereka yang makan gandum di Asia, Afrika, Eropa, apalagi yang makanan hariannya gandum sekarang betul-betul berada pada posisi yang sangat sulit sekali. Sudah barangnya mahal, barangnya tidak ada,” kata Jokowi, Selasa, 2 Juli 2022.
Jokowi juga menceritakan pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, Zelensky mengaku memiliki stok gandum sebanyak 22 juta ton.
“Stok dalam proses panen 55 juta ton. Artinya ada 77 juta ton diam di Ukraina tidak bisa keluar,” kata Jokowi.
Usai bertemu dengan Zelensky, Jokowi lantas bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat berbincang dengan Jokowi, Putin mengaku memiliki stok gandum sebanyak 130 juta ton yang tidak dapat dikirim karena berbagai sanksi imbas invasi ke Ukraina.
“Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandumnya 207 juta ton. Bukan 207 ton, tapi 207 juta ton,” kata Jokowi.
Jokowi meminta masyarakat lebih bersyukur dengan kondisi yang dialami Indonesia. Komoditas utama seperti beras, bahkan tidak mengalami kenaikan karena produksinya terpenuhi.
“Alhamdulillah beras di Indonesia bisa kita cari dan tidak naik sama sekali. Berkat kerja keras bapak ibu, berkat ikhtiar kita bergotong royong bersama,” kata Jokowi.
Sumber berita: CNBC Indonesia