Rabu, 25 Juni 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
Direktur Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Ahmad Yani saat diwawancara wartawan di Semarang, Selasa, 6 Februari 2024. (Foto: Ist./detikJateng).

Kemenhub: Operasional Truk ODOL Rugikan Negara Rp40 Triliun/Tahun

7 Februari 2024
H. Achmad Ristanto H. Achmad Ristanto
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

JAKARTA – Direktur Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Ahmad Yani menyatakan negara merugi sekitar Rp40 triliun per tahun, akibat beroperasinya truk kelebihan muat atau ODOL ( Over Dimension and Over Loading ). Pertanyaannya, mengapa truk ODOL masih terus ada?

“Kerugian rupiahnya pernah dipresentasikan sampai Rp40 triliun per tahun rata-rata, tapi nanti bisa ditanyakan ke teman-teman Balai Jalan atau PU, tapi sekitar itu. Dengan uang segitu kan kita bisa membangun jalan lebih banyak, sayang Rp40 triliun itu setiap tahun kita sia-sia hanya untuk pemeliharaan,” katanya saat di Hotel Patra Semarang, Selasa, 6 Februari 2024 seperti dilansir detikom.

Diungkapkan, belum lagi, kerugian lain yang ditimbulkan bila truk tersebut mengalami kecelakaan. Sebab angka kecelakaan yang timbul akibat truk ODOL cukup besar.

“Sebenarnya ujungnya adalah safety, keselamatan. Karena saat ini kejadian-kejadian kecelakaan cukup tinggi, dua bulan ini mulai Desember, Januari di mana kejadian cukup besar kejadian yang dilakukan angkutan barang adalah ODOL,” jelasnya.

Berita Lain

Pengusaha Jatim Menang Lelang Sedan Rolls-Royce Seharga Rp2,5 Miliar

Sufmi Dasco: DPR Siap Memulai Bahas RUU Perampasan Aset

Pemkab Samosir Gelar Tanam Padi Bersama dan Festival Manuan Eme untuk Tingkatkan Produksi Pertanian

Iran Serang Pangkalan Militer AS Terbesar Di Qatar Timur Tengah

Jembatan Timbang

Diakui bahwa penindakan yang selama ini dilakukan melalui jembatan timbang tidak efektif. Jembatan timbang hanya bisa memeriksa lima sampai 10 persen truk saja yang melintas.

“Nggak mungkin kalau (truk) masuk semua, pasti terjadi kemacetan. Lima sampai 10 persen lah, tapi kalau dihitung rata-rata lima persen secara nasional, dan itu kita tindak,” Ahmad Yani menekankan.

Selain penindakan, dia berpendapat, juga harus ada kebijakan lintas sektor, salah satunya memperbaiki alur logistik perdagangan. Dengan begitu, kemungkinan 50 persen truk yang beredar akan berkurang.

Di Jateng sendiri ada 141.197 kendaraan yang diperiksa pada tahun 2023, sebanyak 9.453 dinyatakan sebagai ODOL. Kepala BPTD Kelas II Jateng, Ardono menyebut berbagai kendala dalam melakukan penindakan.

“Kita enggak optimal, pertama keterbatasan SDM, terutama ya orangnya kurang sehingga tidak full 24 jam, jadi paling banter itu 12 jam (operasional) jembatan timbang,” katanya.

Selain itu, truk biasanya enggan diperiksa dan memilih parkir hingga jam operasional tutup. Terkadang, jembatan timbang terpaksa menutup operasional agar truk mau lewat.

“Juga ketika kita operasi, mohon maaf ya itu tidak mau jalan tidak mau lewat sampai kita tutup tiga jam. Itu kita ngoyak-ngoyak , juga nggak boleh jadi memang tidak efektif,” tambahnya.

Meski begitu, pihaknya tetap berupaya dalam melakukan penindakan dengan tilang atau menahan truk sebagai efek jera. Selain itu, memberi sanksi kepada pemilik armada juga terus dilakukan.

“Denda, akhir-akhir ini karena tahun politik denda untuk menjaga kondusifitas, dulu langsung muatan kita tahan sampai datang kendaraan untuk bagi dua,” ujarnya.(*)

Berita Lain

Data tidak ditemukan

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS