JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy menyampaikan, sejumlah target pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan tidak tercapai hingga akhir 2024 ini.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, ia memaparkan sejumlah indikator. Rinciannya, 11 indikator diperkirakan tidak tercapai, tiga indikator diperkirakan tercapai, dan dua indikator sudah tercapai.
Ada empat indikator di sektor perekonomian yang tidak tercapai, yakni pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, share industri pengolahan, dan tingkat pengangguran terbuka (TPT).
“Pertumbuhan ekonomi dari baseline 2019 itu 5,02%, capaian 2023, 5,05% dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) targetnya 6,2-6,5% dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target 5,3-5,7% namun capaian yang diperkirakan tidak tercapai,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
“Kemudian pertumbuhan investasi yang kami sampaikan di sini baseline -nya 4,5%, capaian (2023) 4,4%, kemudian RPJMN 6,6-7% dan di sini RKP kita susun sebagai bagian dari capaian 6,2-7% diperkirakan juga tidak tercapai,” jelasnya lagi seperti dilansir detik.com.
Sedangkan untuk indikator tak tercapai lainnya seperti share industri pengelolaan memiliki baseline sebesar 19,7%, capaian 2023 sebesar 18,67%, RPJMN 2020-2024 sebesar 21%. Kemudian untuk indikator TPT memiliki baseline 5,23%, capaian 2023 sebesar 5,32%, RPJMN sebesar 3,6-4,3% dan RKP 5,0-5,7.
Selanjutnya untuk indikator kesejahteraan sosial yang terdiri dari tingkat kemiskinan, rasio gini, indeks pembangunan manusia, dan nilai tukar petani, sebagian besar juga diperkirakan tidak tercapai. Hanya nilai tukar petani yang sudah tercapai.
“Tingkat kemiskinan yang merupakan bagian dari indikator kesejahteraan sosial baseline -nya 9,22%, kemudian capaian 2023 9,36%, dan RPJMN targetnya 2024 6-7%, RKP 6,5-7,5% ini juga tidak tercapai,” terang Rachmat.
“Demikian juga indeks rasio gini itu baseline -nya 0,38; capaian 0,388; RPJMN 0,36; RKP juga demikian diperkirakan tidak tercapai,” jelasnya lagi.
Sudah Tercapai
Sedangkan untuk satu-satunya indikator sosial yang sudah tercapai, yakni nilai tukar petani, memiliki baseline 100,90, capaian 2023 sebesar 112,46, RPJMN 2020-2024 sebesar 105 dan RKP 105-108.
“Menyangkut energi dan pangan, skor pola pangan harapan baseline 87,19; capaian 94,1; RPJMN 95,2; RKP 9,2 diperkirakan tercapai.
Ketersediaan beras (dalam juta ton) baseline 38,4; capaian 38,32; RPJMN 46,8; RKP 46,84 diperkirakan tidak tercapai,” paparnya lagi.
Sedangkan untuk indeks penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dengan baseline 24,92%, capaian 2022 sebesar 27,82%, RPJMN 2020-2024 sebesar 27,27% dan RKP 27,27% telah tercapai.
Lalu indikator porsi EBT (Energi Baru dan Terbarukan) dalam bauran energi nasional dengan baseline 9,19%, capaian 2023 sebesar 13,21%, RPJMN 2020-2024 menuju 23% dan RKP 19,5% diperkirakan tidak tercapai.
Kemudian dari indikator sumber daya manusia yang terdiri dari rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, diperkirakan tercapai; angka partisipasi kasar pendidikan tinggi diperkirakan tidak tercapai; angka kematian ibu per 100.000 kelahiran diperkirakan tercapai; dan prevelensi stunting pada balita diperkirakan tidak tercapai.
“Demikian evaluasi capaian yang kami sempat catat, dan selanjutnya bapak pimpinan (Komisi XI DPR) semua yang menjadi bagian kami sampaikan tadi kita buat dalam buku ringkasan evaluasi kinerja RPJMN 2020-2024 dan ini merupakan kinerja makro dan agenda pembangunan yang sudah disusun rekan-rekan kami,” terang Rachmat.
Komentar Netizen
Berita yang diposting detik.com ini mengundang berbagai komentar. Di antaranya seorang netizen menulis, Keberhasilan Mul : 1. Membantu iparnya; 2. Membantu mantunya; 3. Membantu anak pertama; 4. Membantu anak kedua; 5. Bikin kereta cepat jadi APBN; 6. PPN naik jadi 11% 7. Index korupsi naik
Sedangkan netizen lain menulis: Heleh semua presiden podo wae, coba dipaparkan hasil presiden-presiden sebelumnya, pasti pada ngesot juga, jangan lupa capaian kinerja anggota-anggota DPR juga dipaparkan pasti jauh lebih bosok juga. (*)