JAKARTA – Kondisi terkini pembangunan jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) masih belum menunjukkan kemajuan. Tahapannya masih dalam kajian ulang mengingat biaya pembangunannya yang cukup tinggi.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan jalan tol yang digadang-gadang menjadi yang terpanjang di Indonesia, masih belum ada tanda-tanda kemajuan.
“Belum, masih tahap review studi kelayakan, ya kajian ulang lah,” katanya saat ditemui wartawan setelah konferensi pers terkait persiapan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin, 26 Mei 2025 dilansir cnbcindonesia.com.
Jalan Tol Getaci ini masih dalam proses pelaksanaan review studi kelayakan dan perolehan perizinan sebelum dilaksanakan pelelangan kembali.
Sebelumnya Direktur Jendral Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra pada awal Mei lalu menjelaskan, proyek jalan tol ini perlu dikaji ulang, karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar terutama pada segmen Bandung-Garut.
“Proyek Tol Getaci perlu dikaji ulang karena butuh anggaran yang cukup besar, terutama di segmen Bandung-Garut,” ungkap Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU Rachman Arief Dienaputra saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Rabu, 7 Mei 2025 lalu.
Pihaknya juga mengatakan belum ada rencana untuk membangun proyek jalan tol terpanjang di Indonesia itu, dengan memecah misalnya rute Gedebage ke Tasikmalaya maupun Tasikmalaya ke Ciamis.
“Kalau perpendek belum ada rencana, ya. Karena kan harus dikaji ulang,” imbuhnya.
Perlu Dikalkulasi
Dalam pada itu, Kementerian PU juga belum dapat merinci perhitungan baru anggaran yang perlu disiapkan.
“Perhitungan untuk anggaran belum bisa diperkirakan ya, karena masih perlu dikalkulasi lebih lanjut, apalagi ini perlu dikaji ulang, ya mau tidak mau perhitungannya dari start lagi,” pungkasnya.
Proyek Jalan Tol Getaci yang digadang-gadang menjadi ruas jalan berbayar terpanjang di Indonesia ini, masih belum dilakukan dalam waktu dekat karena masih dalam tahap studi kelayakan dan dievaluasi lebih lanjut. Butuh dukungan konstruksi yang tidak kecil.
Proyek Jalan Tol Getaci dianggap cukup menantang, karena bentang geografis pegunungan sehingga membutuhkan investasi cukup besar. Pihaknya akan terus memonitoring serta mengevaluasi proyek tol ini.
Tidak Lolos
Sebelumnya, sebanyak dua konsorsium peserta lelang untuk proyek senilai Rp37 triliun tidak lolos prakualifikasi. Pada pengumuman hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis Nomor: 24/BPJT/L/GTCM/2024, terungkap Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol telah selesai mengevaluasi dokumen prakualifikasi perusahaan/konsorsium dan menetapkan hasilnya.
Hasilnya konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan konsorsium PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai, dinyatakan tidak lulus prakualifikasi.
Usai gagal lelang, proyek jalan tol ini beberapa kali dilelang namun juga belum ada hasil. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU bahkan memiliki rencana untuk memperpendek rute Tol Getaci dengan cara memecah seperti rute Gedebage ke Tasikmalaya maupun Tasikmalaya ke Ciamis. Namun rencana tersebut juga gagal.
Proyek tol dengan total panjang 206,65 Km. dirancang melintasi dua provinsi, yaitu Jawa Barat (171,40 km.) dan Jawa Tengah (35,25 km.).
Masuk PSN
Pembangunan ini, masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Jalan tol ini terbagi atas empat seksi, antara lain:
- Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 km;
- Seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 km;
- Seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 km;
- Seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 km. (*)