BATAM – Di pekarangan rumah miliknya, Salimun yang merupakan pekerja galangan kapal mengawali usahanya dari hobi mengonsumsi madu, kemudian mulai menekuni dunia budidaya lebah jenis trigona hitama sejak 2019. Usaha yang dia rintis tersebut kini membuahkan hasil, dengan pendapatan hingga belasan juta rupiah perbulan.
Keputusan untuk berwirausaha muncul ketika ia mulai memikirkan sumber penghasilan baru menjelang masa pensiunnya. Ia ingin tetap memiliki pemasukan agar bisa terus bertahan hidup di kota industri yang tengah berkembang pesat.
Tinggal di kawasan Tembesi Bengkel, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Salimun melihat peluang ketika memperhatikan lebah sering datang ke kebun bunga di pekarangan rumahnya. Ia kemudian mulai menggali informasi seputar budidaya lebah secara otodidak melalui internet.
Pada mulanya, pria yang memiliki seorang anak itu tidak langsung memilih lebah trigona. Ia sempat mencoba membudidayakan lebah lokal apis cerana. Namun, karena perawatannya cukup rumit dan ia masih bekerja saat itu, usahanya hanya bertahan setahun. Akhirnya, ia beralih ke lebah trigona yang lebih mudah dalam hal pemeliharaan.
Berbeda dari apis cerana yang harus dicek setiap minggu, lebah trigona cukup dipantau sebulan sekali. Pemeriksaannya pun sederhana, hanya untuk memastikan sarang aman dari ancaman predator seperti semut.
Lebah trigona menghasilkan madu lebih banyak dibanding jenis lain, meskipun tubuhnya kecil. Pemberian pakannya pun tidak terlalu rumit. Lebih dari itu, madu dari lebah ini mengandung bee pollen tinggi dan dikenal sebagai salah satu madu dengan kualitas terbaik. Trigona juga merupakan penghasil propolis unggulan dunia.
Jika dibandingkan dengan apis cerana yang hanya bisa dipanen tiga kali setahun, lebah trigona memiliki produktivitas tinggi. Satu sarang bisa menghasilkan 3 hingga 7 ons madu setiap bulan, bahkan bisa mencapai satu kilogram saat musim bunga.
Saat ini, Salimun memiliki sekitar 70 koloni (sarang) dan bisa memanen 25 hingga 30 liter madu per bulan untuk dijual dengan harga Rp400 ribu per kilogram.
Keunggulan lain dari lebah trigona adalah tidak terlalu bergantung pada musim bunga.
“Mereka bisa mengambil nektar dari pohon akasia yang tumbuh liar di sekitar rumah. Namun, untuk memastikan kontinuitas produksi, kita juga menanam beberapa bunga yang berbunga sepanjang tahun seperti air mata pengantin, santos lemon, dan bunga pagoda.” Kata Salimun kepada HMS, Minggu, 22 Juni 2025.
Selain nektar, lebah trigona juga membutuhkan getah untuk membangun sarangnya. Getah tersebut diperoleh dari pohon-pohon seperti karet, mangga, dan nangka yang sengaja ditanam di sekitar lokasi budidaya.
Kini, usaha madu trigona milik Salimun tidak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga daya tarik wisata. Tempat budidayanya telah menjadi salah satu destinasi agrowisata yang mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam.
Bagi Salimun, menjadi petani lebah adalah aktivitas yang menyenangkan dan bisa dilakukan di waktu luang, seperti akhir pekan. Sarang lebah juga tidak sulit dibuat; cukup memindahkan sarang dari alam ke lokasi yang telah disiapkan.
Ke depannya, setelah benar-benar pensiun, Salimun ingin lebih fokus mengembangkan usahanya. Ia juga berharap para tetangganya tertarik mengikuti jejaknya, karena menurutnya, kesuksesan akan lebih bermakna jika bisa dibagi dengan orang lain. Salimun pun membuka kesempatan bagi warga Batam yang ingin belajar tentang budidaya lebah trigona.