JAKARTA – Pemerintah resmi membuka jalan bagi megaproyek Tol Jambi–Rengat. Bukan sekadar janji, dana sebesar Rp1,2 triliun telah digelontorkan demi menyelesaikan tahap krusial: pembebasan lahan.
Proyek ini akan segera masuk fase konstruksi dan diyakini menjadi game changer bagi perekonomian wilayah tengah Sumatra.
Dana tersebut dialokasikan untuk membebaskan 413 bidang tanah yang tersebar di 16 desa dan tiga kabupaten, yakni Muaro Jambi, Batanghari, dan Tanjung Jabung Barat. Akses yang selama ini menjadi kendala utama akan dibuka lebar-lebar melalui proyek infrastruktur strategis nasional ini.
Bukti Kongkret
Gubernur Jambi, Al Haris menyambut langkah ini sebagai bukti konkret keseriusan pemerintah pusat dan daerah mewujudkan Tol Jambi–Rengat.
Menurutnya, pembebasan lahan dilakukan dengan prinsip keadilan dan transparansi, melibatkan koordinasi antara Pemprov, BPN, serta aparat desa.
“Kami pastikan masyarakat mendapatkan haknya secara layak dan sesuai regulasi. Tol ini bukan hanya proyek beton, tapi jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang merata,” ujar Al Haris optimistis dikutip dari pikiran-rakyat.com, Senin, 22 Juni 2025.
Tol Jambi–Rengat membentang sepanjang 198 kilometer, dengan 116,5 km di antaranya melewati wilayah Jambi. Dikerjakan oleh PT Hutama Karya, proyek ini menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap II, dengan total investasi mencapai Rp34,19 triliun.
Titik nol dimulai dari Pijoan, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, yang nantinya akan menjadi simpul penting penghubung antara Jambi dan wilayah Riau.
Dihantui Tantangan
Meski progres menggembirakan, tantangan teknis tetap menghantui. Salah satunya trase tol sepanjang 28 km yang melewati kawasan hutan produksi PT WKS di Tanjung Jabung Barat. Perubahan trase dan koordinasi lintas sektor menjadi perhatian serius.
Namun Sekda Provinsi Jambi, Sudirman, menegaskan bahwa semua kendala tersebut sedang ditangani intensif bersama kementerian terkait. “Ini soal teknis, bukan penghambat. Kami bergerak cepat agar target pembangunan pertengahan tahun bisa tercapai,” ujarnya.
Dalam pada itu Asisten Deputi Strategi dan Percepatan Investasi Kemenko Marves, Feri Akbar Pasaribu, menegaskan, proyek ini berada dalam pantauan langsung pemerintah pusat. Semua hambatan dianggap hanya soal komunikasi dan sinergi lintas lembaga.
“Tol ini prioritas nasional. Kami pastikan prosesnya terus dikawal hingga benar-benar jalan,” tegasnya.
Jalan Tol Jambi–Rengat ini diprediksi membawa dampak besar: waktu tempuh makin singkat, distribusi logistik makin cepat, dan akses menuju sentra ekonomi baru kian mudah.
Masyarakat Jambi tak lagi jadi penonton pertumbuhan, tapi jadi aktor utama pembangunan regional.
Dengan alokasi dana jumbo yang telah siap, proyek ini bukan lagi rencana, tapi momentum kebangkitan infrastruktur Sumatra. (*)