JAKARTA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah menyimpan potensi besar untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. KEK Kendal akan menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik dunia.
Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK), Susiwijono Moegiarso dalam Press Conference SEZs Investment Summit and Awards 2025 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta pada Selasa, 9 September 2025.
Sampai triwulan dua 2025 dilaporkan realisasi investasi di KEK Kendal cukup signifikan. “KEK Kendal, bapak-ibu sekalian, sampai hari ini investasinya sudah Rp90,12 Triliun. Penyerapan tenaga kerjanya sudah lebih dari 66.000 dan jumlah industri yang ada di kawasan itu adalah sudah 128 industri,” ucapnya.
Industri yang menempati KEK Kendal pun berbagai rupa, mulai dari industri furnitur sampai industri teknologi tinggi. Industri baterai kendaraan listrik menjadi yang paling besar di KEK Kendal.
Susiwijono menjelaskan, terdapat pabrik yang memproduksi anoda dan katoda. Adapun outputnya diminati oleh Amerika Serikat, termasuk pabrik EV tersohor, Tesla.
“Industri untuk bahan baku baterai EV, mereka memproduksi yang namanya anoda untuk baterai lithium dan diekspor ke Amerika untuk digunakan oleh Tesla,” ungkapnya.
Kapasitas Produksi
Diungkapkan, kapasitas produksi pabrik anoda untuk baterai lithium yang digunakan untuk mobil listrik di KEK Kendal bisa mencapai 160.000 ton per tahun.
“Baterai lithium untuk mobil listrik, untuk EV Nah, kapasitasnya yang sekarang sudah berproduksi adalah 80.000 ton. Di tahap kedua tahun ini akan ditambah lagi 80.000 ton. Sehingga anoda yang diproduksi di KEK Kendal ini akan mencapai kapasitas 160.000 ton per tahun,” jelasnya seraya menambahkan, “Ini menjadi anoda terbesar di dunia karena sekarang yang ada di Cina hanya120.000 ton per tahun.”
Selain itu, di KEK Kendal juga memproduksi katoda dari Lithium Ferro Phospate atau LFP.
“Juga ada produksi untuk katoda dari LFP Dari lithium Ferro Phospate Dari LFP ini, ada PT LPM Energi Baru Indonesia Itu nanti kapasitasnya per tahun ini sudah 120.00 ton per tahun,” ungkap Susiwijono.
Dikatakan, ini menjadi yang terbesar di luar China, dan mendorong rencana pemerintah untuk membangun ekosistem EV di Indonesia. Selain itu, KEK Kendal juga menyerap tenaga kerja lebih dari 66.000 orang dan menjadi yang terbesar.
“Dengan beberapa rencana pembukaan industri manufaktur baru, Kendal akan makin mampu menjadi kawasan industri. Bukan hanya nilai investasi nominal yang besar, juga penyerapan jumlah tenaga kerja. Serta jumlah industri nya yang mencapai 128 industri di dalam satu kawasan,” ujarnya. (*)