JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara soal pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di pabrik alas kaki merek Nike hingga Adidas, yang direlokasi dari Tangerang.
Awalnya menteri meminta maaf atas kejadian relokasi pabrik alas kaki tersebut dari wilayah Provinsi Banten ke Jawa Tengah. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah, asal relokasi masih di wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan tidak ada pengurangan kapasitas produksi.
“Kalau relokasi pabrik, ini saya harus menyampaikan dengan segala rasa hormat dan mohon maaf,” ujar Agus usai acara Penandatangan Nota Kesepahaman Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), di Kantor Kemenperin, Jakarta Pusat, Selasa, 11 November 2025 dilansir cnnindonesia.com.
“Bagi kami di Kemenperin, relokasi pabrik asal dia tidak ada pengurangan kapasitas, enggak ada masalah asal dia relokasinya di NKRI,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, perusahaan mempunyai cara perhitungan untuk menekan biaya produksi (cost of production) agar produk bisa lebih kompetitif.
“Perusahaan itu kan mempunyai cara untuk menghitung yang paling penting adalah komponen cost of production, itu ada detailnya, itu ada berapa biaya untuk tenaga kerja, berapa biaya untuk bahan baku. Yang paling penting untuk pengusaha yang pasti dia cari caranya bagaimana untuk menekan cost of production sehingga produk mereka bisa lebih kompetitif,” Agus menekankan.
Upah Pekerja
Sebelumnya, Kemenperin mengungkap upah pekerja menjadi alasan pabrik Nike dan Adidas hengkang dari Tangerang.
Hal ini disampaikan Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya yang juga mengatakan pabrik-pabrik itu direlokasi ke wilayah tengah Pulau Jawa.
“Dan terjadinya PHK di fasilitas produksi, khususnya di wilayah barat Jawa, ini kan alas kaki itu padat karya, komponen terbesar itu tenaga kerja. Jadi bukan berarti mereka PHK terus mereka stop produksi, enggak . Mereka pindah ke daerah tengah yang upahnya lebih murah, jauh lebih murah,” tambahnya saat ditemui di Kemenperin, Kamis, 30 November 2025, dilansir detikfinance.
Rizky mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari perusahaan-perusahaan yang menaungi pabrik itu. Namun, ia telah menerima informasi dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).
“Untuk yang konteks yang di Tangerang kemarin itu, infonya mereka pindah ke Cirebon. (Komunikasi) baru dari asosiasi, dari perusahaannya belum. Nanti coba kita kawal,” ucap Rizky.
Meski demikian, kinerja industri alas kaki nasional masih berada di jalur positif dengan pertumbuhan 8 persen tahun ini. (*)



